DEPOK, KOMPAS.TV – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui Wakil Ketua Majelis Syuro Sohibul Iman menyoroti istilah gemoy dan santuy, menurutnya itu sesuatu yang tidak sehat.
Hal itu disampaikan Sohibul Iman dalam acara ‘Kick Off Kampanye Nasional PKS: Road to Final 2024’ di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu (26/11/2023).
“Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy. Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat,” kata Sohibul.
Sohibul berpendapat bahwa menggunakan gimik dalam politik memang sah-sah saja.
Baca Juga: Disebut ‘Gemoy’ oleh Kader PSI, Ini Respons Prabowo Subianto!
Tetapi, yang ia sayangkan adalah jika ada pihak yang tak mau beradu gagasan dan dengan sengaja menggunakan gimik itu untuk meraup suara pemilih.
“Maka, PKS memelopori adanya politik gagasan, ini untuk mengatasi kondisi yang tidak kita harapkan, apalagi hari-hari ini, saya sangat prihatin,” tuturnya.
“Untuk memenangkan demokrasi persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimiknya,” kata Sohibul, dikutip dari Kompas.com.
Presiden PKS periode 2015-2020 itu menyebut pemimpin harus dapat memenangkan pertarungan dengan kapasitas mengelola pemerintahan, bukan sekadar memiliki gimik.
“Memunculkan pemimpin yang di satu sisi punya kapasitas memenangkan pertarungan. Di sisi lain juga kita yakin dia punya kapasitas untuk mengelola pemerintahan,” tutur Sohibul.
Baca Juga: Momen Menhan Prabowo Resmikan 12 Sumber Titik Air di Pamekasan Madura
Gimik gemoy yang kerap disuarakan oleh pendukung salah satu pasangan capres merujuk pada kata gemas.
Sementara, kata santuy atau yang beraarti santai adalah narasi politik yang digaungkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pimpinan Kaesang Pangarep.