Foto: Kolase Foto Bendera Arab Saudi dan Bendera Israel. (Dok. Pool Getty Images)
Jakarta, CNBC Indonesia – Normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel hanya akan mungkin terjadi jika masalah negara Palestina terselesaikan. Hal itu diungkapkan kata Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.
Sejauh ini, kedua negara itu tidak pernah menjalin hubungan diplomatik, dengan Riyadh yang menolak mengakui Israel sebagai sebuah negara.
Tahun lalu, pejabat Saudi dan Israel mengadakan pembicaraan mengenai potensi normalisasi hubungan bilateral di bawah mediasi Amerika Serikat. Namun, serangan Hamas pada 7 Oktober yang berlanjut menjadi perang di Gaza telah menunda proses tersebut.
Dalam wawancara bersama CNN International yang dirilis Minggu (21/1/2024), Pangeran Faisal ditanya apakah ada hubungan yang normal antara Arab Saudi dan Israel tanpa jalan yang kredibel dan tidak dapat diubah menuju negara Palestina.
“Itulah satu-satunya cara agar kita mendapatkan manfaatnya. Jadi, ya, karena kita memerlukan stabilitas dan hanya stabilitas yang bisa dicapai melalui penyelesaian masalah Palestina,” jawabnya.
Diplomat utama Saudi itu mengutuk serangan Israel di Gaza, dengan mengatakan bahwa Riyadh fokus untuk memastikan pertumpahan darah berakhir.
“Apa yang kami lihat adalah Israel menghancurkan Gaza, penduduk sipil di Gaza. Ini sama sekali tidak diperlukan, sama sekali tidak dapat diterima dan harus dihentikan,” katanya.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas akibat operasi militer Israel di wilayah kantong Palestina telah mencapai 25.295 orang, dan 63.000 lainnya terluka. PBB mengatakan bulan lalu bahwa 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi internal, sementara 60% infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur.
Adapun, serangan Hamas ke Israel tahun lalu menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 240 lainnya disandera. Lebih dari setengah dari mereka masih https://selerapedas.com/disandera.