Foto: Infografis/ Bioetanol/ Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia – Brasil dinilai sukses dalam pengembangan bioetanol, yakni bahan bakar yang memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan dasarnya. Bahkan, produksi bioetanol di negara itu mencapai 38 miliar liter per tahun 2023 lalu.
Hal itu diungkapkan Executive Director Brazillian Ethanol Cluster (APLA), Flavio Castellari. Dia mengatakan saat ini Brasil memanfaatkan tebu sebagai salah satu bahan dasar biooetanol yang diproduksi di sana. Volume produksi bioetanol dari tebu di brasil sebesar 32 miliar liter di tahun 2023 lalu.
Namun, tidak hanya tebu, Brasil juga memanfaatkan jagung sebagai bahan dasar bioetanol. Pada tahun 2023 lalu Brasil memproduksi bioetanol dari jagung dengan volume 6 miliar liter.
“Saat ini, kita memiliki sekitar 32 miliar liter etanol yang diproduksi menggunakan tebu dan 6 miliar liter etanol menggunakan jagung sebagai bahan bakunya,” ujar dia dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, Rabu (24/1/2024).
Castellari mengungkapkan Brazil sudah memulai program bioetanol sejak tahun 1975 yang awalnya hanya memanfaatkan tebu. Namun sejak 5 tahun ke belakang, dia mengatakan negaranya mulai memproduksi bioetanol yang berasal dari jagung sebagai alternatif bahan ketika tebu sedang tidak musimnya.
“Jadi kita tahu saat ini di Brasil, kami memproduksi, seperti 80% etanol kami berasal dari tebu dan 20% etanol kami berasal dari jagung,” tambahnya.
Dengan begitu, Brasil memproduksi total 38 miliar liter bioetanol dengan bahan baku tebu dan jagung sepanjang 2023 lalu.
“Tahun lalu kami memproduksi sekitar 38 miliar liter etanol dengan menggunakan bahan baku tebu. Dan dalam lima tahun terakhir, kami juga mulai menggunakan etanol jagung,” tandas Castelllari.
Seperti diketahui, Indonesia sudah memanfaatkan tebu menjadi BBM, khususnya bensin. Hal ini menunjukkan upaya RI untuk bisa memanfaatkan Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis tetesan tebu (molase) sebagai sumber bahan bakar kendaraan sudah mulai diimplementasikan.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan bahwa saat ini pihaknya bersama dengan PT Energi Agro Utama (Enero), anak usaha dari PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), untuk memproduksi bioetanol berbasis tetes tebu (molase). Adapun jumlah produksi bioetanol kini mencapai 30 ribu kilo liter (kl) per tahun.
“Secara total volume itu sekarang produksinya mencapai 30.000 kilo liter,” ungkap Riva kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (5/12/2023).
Riva menyebut, sebagian dari produksi bioetanol tersebut dialokasikan untuk memproduksi BBM Pertamax Green 95 yang merupakan campuran antara BBM fosil dan bioetanol sebesar 5% (E5).
“Sebagian dari 30 ribu kilo liter itu kita offtake (ambil) untuk memproduksi Pertamax Green 95,” tambahnya.
Dia juga mengatakan bahwa hingga saat ini antusias masyarakat untuk menggunakan Pertamax Green 95 semakin meningkat walaupun terhitung usia komersialisasi Pertamax Green 95 hingga saat ini baru 5 bulan.
“Tapi memang animo masyarakat untuk produk Pertamax Green 95 ini cukup baik,” bebernya.
Dengan begitu, pihaknya mengungkapkan pemanfaatan produk BBM bercampur dengan bioetanol tersebut sudah mencapai 5 ribu kl per hari.
“Ke depannya, kalau kita melihat volume saat ini, mungkin per harinya ada di sekitar 5 ribu liter per hari. Yang kita estimasikan di dalam satu bulan itu mencapai sekitar 150 ribu liter atau 150 kl. Nah harapannya ini akan meningkat 2-3 kali lipatnya di tahun 2024,” https://selerapedas.com/tuturnya.