Tolak Gencatan Senjata, Israel Siap Serang Kota Pengungsi Rafah

SHARE  

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, bergerak menuju Rafah, di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa) Foto: Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, bergerak menuju Rafah, di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. (REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA)

Jakarta,CNBC Indonesia – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak usulan Hamas untuk melakukan gencatan senjata, dan mengatakan pada hari Rabu (8/2/2022) bahwa kemenangan Israel di Gaza “dalam jangkauan.”

“Tidak ada solusi selain kemenangan total,” kata Netanyahu dalam konferensi pers di Yerusalem, tak lama setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony J. Blinken, untuk membahas proposal perdamaian. “Jika Hamas bertahan di Gaza, maka hanya masalah waktu sampai terjadi pembantaian berikutnya.”

Baca: Muak! Sekjen PBB Sebut Dunia Butuh Sederet Perubahan Ini

Netanyahu juga memberikan sinyal kuat bahwa militer akan segera masuk ke wilayah Gaza dekat perbatasan dengan Mesir di mana ratusan ribu pengungsi Palestina telah mengungsi ke sana.

PM Israel tersebut mengatakan pada hari bahwa pasukan Israel telah diarahkan untuk menuju ke Rafah, dekat perbatasan selatan, dan di kamp-kamp di Gaza tengah. Ia menyebut daerah tersebut sebagai “benteng terakhir Hamas yang tersisa.”

Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB Jens Laerke, serangan ke Rafah dapat memperburuk situasi kemanusiaan di sana. Hal ini dapat menyebabkan “kehilangan nyawa warga sipil dalam skala besar,” katanya pada hari Selasa, dikutip dari The New York Times, Kamis (8/2/2024).

Ketika militer Israel memperluas serangannya ke kota-kota selatan seperti Khan Younis dalam beberapa bulan terakhir, lebih dari separuh penduduk Gaza (1,4 juta warga Palestina) telah melarikan diri ke Rafah.

Banyak warga Palestina mengatakan bahwa Rafah atau bagian mana pun dari Gaza, tidak lagi aman. Setelah melakukan beberapa upaya mencari keselamatan selama empat bulan terakhir, banyak yang merasa ketakutan dan kelelahan.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony J. Blinken, yang melakukan perjalanan kelima ke Timur Tengah sejak 7 Oktober, mengatakan pada hari Rabu waktu setempat bahwa sangat penting untuk melindungi warga sipil di Rafah.

“Israel mempunyai tanggung jawab, mempunyai kewajiban, untuk melakukan segala kemungkinan untuk memastikan bahwa warga sipil terlindungi dan mereka mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan selama konflik ini,” kata Blinken selama kunjungannya ke Israel.

Minggu ini dia singgah di Arab Saudi, Qatar, dan Mesir untuk mendukung perundingan gencatan senjata yang bisa membebaskan sandera yang tersisa di Gaza dan memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan menjangkau warga Palestina.

Sementara itu, pejabat kesehatan Gaza mengatakan bahwa lebih dari 27.000 orang, yang mayoritas adalah wanita dan anak-anak, tewas dalam pemboman dan serangan darat Israel di Gaza sejak serangan yang dipimpin https://selerapedas.com/Hamas pada 7 Oktober.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*