Foto: Emas. (Dok. Pexel)
Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan produksi emas sepanjang tahun 2023 lalu tercapai sebesar 83 ton. Realisasi produksi emas pada 2023 tersebut terpantau turun 21% bila dibandingkan dengan capaian produksi emas Tanah Air pada 2022 yakni sebesar 105,4 ton.
Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Bambang Suswantono mengatakan produksi emas 2023 sebesar 83 ton tersebut juga tidak mencapai target yang ditentukan tahun 2023 lalu sebesar 106 ton.
“Realisasi produksi dan pemanfaatan mineral 2023. Emas sebesar 83 ton, target 2023 106 ton,” ungkap Bambang saat Konferensi Pers Capaian Kinerja 2023 dan Program Kerja 2024 Ditjen Minerba, Selasa (16/1/2024).
Adapun dalam catatannya, realisasi produksi emas di dalam negeri pada 2023 ini juga masih lebih rendah dibandingkan 2019 yang tercatat mencapai 109 ton. Meskipun, produksi emas pada 2023 ini lebih tinggi dari 2020 dan 2021 yakni masing-masing sebesar 66,2 ton dan 79,3 ton.
Bukan hanya realisasi komoditas emas yang tidak mencapai target produksi tahun 2023 lalu, produksi komoditas perak pada tahun 2023 juga mengalami hal serupa. Produksi perak pada 2023 tercatat “hanya” sebesar 348,6 ton, lebih rendah dari target sebesar 489 ton. Realisasi produksi perak pada 2023 ini juga turun 21,5% dari produksi 2022 yang sebesar 443,9 ton.
Untuk komoditas timah terealisasi sebesar 67,6 ribu ton dari target 70 ribu ton pada 2023. Komoditas fero nikel juga tidak mencapai target tahun 2023 yang mana realisasi sebesar 535,2 ribu ton, lebih rendah dari target 628,9 ribu ton.
Sedangkan untuk komoditas nickel matte realisasi produksi untuk tahun 2023 sebesar 71,4 ribu ton, lebih rendah dari target yang ditentukan yakni 75 ribuhttps://selerapedas.com/ ton.