7 Update Baru Gaza: Total Korban hingga Kabinet Perang Israel di AS

SHARE  

Bantuan dijatuhkan dari udara di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah di Jalur Gaza selatan. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa) Foto: Bantuan dijatuhkan dari udara di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah di Jalur Gaza selatan. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

Jakarta, CNBC Indonesia – Israel masih terus menggempur wilayah Gaza, Palestina. Ini merupakan bagian dari operasi Negeri Yahudi itu dalam menumpas milisi Hamas, yang menyerang Selatan Israel pada 7 Oktober lalu dan menewaskan 1.200 warga.

Berikut perkembangan pertempuran itu sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia, Selasa (5/3/2024):

PILIHAN REDAKSIIsrael Boikot Perundingan Gencatan Senjata, Mesir-Qatar Tekan HamasLaut China Selatan Panas, Detik-Detik China Tabrak Kapal FilipinaBiden Didesak Lakukan Ini ke Prabowo, Ada Apa?Utusan Biden Bakal Datang ke IKN, Ada Apa AS?

1. Total Korban

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan jumlah korban tewas warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 30.631 orang. Selain itu, 72.043 lainnya terluka.

“Pendudukan Israel melakukan 10 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menyebabkan 97 orang tewas dan 123 luka-luka selama 24 jam terakhir,” kata kementerian itu di halaman Telegram-nya.

2. Turki Tangkap Intel Israel

Turki menangkap 7 orang karena dugaan hubungan dengan Mossad. Para tersangka dituduh mengumpulkan informasi tentang individu dan perusahaan yang beroperasi di Turki, serta memasang alat pelacak.

Salah satu dari mereka yang ditangkap adalah seorang detektif swasta Turki dan mantan pejabat publik. Pria tersebut diduga menjalani pelatihan oleh Mossad di Beograd, Serbia, dan konon menerima pembayaran melalui cryptocurrency.

Penangkapan tersebut menandai tindakan keras ketiga yang dilakukan Turki terhadap dugaan aktivitas Mossad di wilayahnya pada tahun ini. Pada bulan Januari, pihak berwenang Turki menangkap 15 orang dan mendeportasi delapan orang lainnya yang dituduh bekerja sama dengan Mossad untuk menargetkan warga Palestina di negara tersebut.

Pada bulan Februari, Turki menangkap tujuh orang. Mereka juga diduga memberikan informasi kepada Mossad untuk mendapatkan uang.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menjadi salah satu kritikus paling vokal terhadap Israel di tengah perang di Gaza. Ia menyebut Israel sebagai “negara teror” yang melakukan “genosida”.

3. India Warning Warga di Israel

Kedutaan Besar India di Israel telah mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan warga negaranya yang mengunjungi atau bekerja di daerah perbatasan untuk pindah ke daerah aman di Israel. Ini dilakukan setelah seorang pria India dilaporkan tewas dalam serangan rudal terhadap komunitas Margaliot di Israel utara.

4. WHO Teriaki Gaza

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kekurangan gizi di Gaza “sangat ekstrim”. Perwakilan WHO untuk Gaza dan Tepi Barat, Richard Peeperkorn, mengatakan situasinya sangat parah utamanya di Gaza Utara.

Ia mengatakan satu dari enam anak di bawah usia dua tahun mengalami kekurangan gizi akut di Gaza utara. “Ini terjadi pada bulan Januari. Jadi situasinya mungkin akan lebih buruk saat ini,” tambah Peeperkorn.

5. Serangan Houthi Meluas

Juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengatakan bahwa pihaknya telah menargetkan kapal Israel, MSC SKY, di Laut Arab. Sarea mengatakan insiden itu terjadi beberapa jam setelah operasi terpisah oleh kelompok Houthi Yaman yang menargetkan sejumlah kapal perang Amerika Serikat (AS) di Laut Merah.

“Angkatan laut Angkatan Bersenjata Yaman melakukan operasi penargetan terhadap kapal Israel MSC SKY di Laut Arab dengan sejumlah rudal angkatan laut yang sesuai, dan serangannya akurat dan langsung,” kata Sarea dalam pidato yang disiarkan televisi.

“Melalui dua operasi ini, (kami) menegaskan kemampuan kami untuk menargetkan kapal perang dan non-kapal perang secara bersamaan,” ujarnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, Houthi melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang terafiliasi atau terkait dengan Israel dan sekutunya sebagai bentuk solidaritas terhadap milisi Palestina, Hamas, dan warga Gaza. Sementara itu, operator MSC Sky, MSC, mengatakan kapal itu melanjutkan perjalanannya ke Djibouti untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Rudal tersebut menyebabkan kebakaran kecil yang telah padam dan tidak ada awak yang terluka. Dia saat ini melanjutkan perjalanannya ke Djibouti dan akan tiba hari ini untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata MSC dalam sebuah pernyataan.

6. Israel Buldozer Kebun Palestina

Ibrahim al-Haroub, kepala dewan desa Wadi Fukin, mengatakan kepada kantor berita Wafa bahwa pasukan Tel Aviv menyerbu daerah desa Abu Siaj dekat pemukiman Israel Tzur Hadassah, yang dibangun secara ilegal di atas tanah Palestina. Tak hanya itu, pasukan Israel juga melibas sekitar 10 hektar tanah yang menjadi kebun zaitun.

Tercatat, kebun tersebut telah menjadi rumah bagi 400 bibit zaitun. Serangan Israel terhadap tanah Palestina meningkat setelah tanggal 7 Oktober, dengan pemukim dan tentara melakukan tindakan vandalisme, buldoser, dan mencabut pohon-pohon Palestina.

7. Kabinet Perang Israel Temui Menlu AS

Menteri kabinet perang Israel Benny Gantz dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hari ini di Washington DC. Ini dilakukan setelah Gantz bertemu Wakil Presiden Kamala Harris kemarin.

Dalam setiap pertemuannya dengan pejabat AS, Gantz menyatakan pentingnya menghilangkan ancaman Hamas terhadap Israel. Menteri tersebut mengatakan dalam platform X bahwa seluruh pihak menemukan solusi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza yang menjangkau masyarakat, bukan Hamas.

“Saya menekankan perlunya mencapai semua tujuan operasi militer untuk memungkinkan masa depan yang lebih baik bagi seluruh kawasan,” tambah pernyataannya.

Sementara itu, meski bertemu pejabat AS, beberapa laporan yang mengutip sumber-sumber pemerintah mengatakan perjalanan menteri Israel tersebut membuat marah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang memerintahkan kedutaan besar Israel di AS untuk tidak memfasilitasi kunjungan tersebut.’

Ini terjadi setelah Gantz juga menekankan pentingnya pembentukan otoritas internasional di Gaza dalam pertemuannya di Washington.

“Saya menekankan pentingnya upaya saat ini untuk membentuk pemerintahan internasional [di Gaza] bekerja sama dengan negara-negara di kawasan dan dalam kerangka memperkuat proses https://selerapedas.com/normalisasi,” ujar Gantz.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*