Sri Mulyani Bilang RI Bikin Negara G20 Kagum, Ini Faktanya!

SHARE  

Menteri Keuangan Sri Mulyani Memberi pemaparan di acara Mandiri Investment Forum 2024. (Tangkapan Layar Youtube) Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Memberi pemaparan di acara Mandiri Investment Forum 2024. (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani membawa kabar baik dari pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) negara anggota G20 yang dihelat di Brasil akhir Februari lalu. Dia mengatakan kinerja ekonomi Indonesia memperoleh pengakuan dari anggota negara G20.

“Mereka melihat Indonesia a head of curve dari sisi konsolidasi fiskalnya, pendapatan negara, belanja dan berbagai upaya reformasi yang dilakukan untuk menyehatkan dan memperkuat APBN,” kata Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024, Jakarta, dikutip Senin, (11/3/2024).

Sri Mulyani mengatakan Indonesia mendapatkan pengakuan dari G20 sebagai negara dengan perekonomian yang cukup baik. Selain itu, kata dia, Indonesia mampu tumbuh melebihi negara G20 lainnya setelah periode Covid-19.

CNBC Indonesia telah mengecek klaim Sri Mulyani tersebut dari data-data ekonomi makro Indonesia. Pengecekan juga dilakukan dari data negara anggota G20. Hasilnya, klaim Sri Mulyani ternyata benar.

Baca: RI Diam-Diam Simpan Kekuatan Besar, Jokowi Kasih Bocorannya

Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan di atas 5% pada tahun 2023 tepatnya sebesar 5,05%. Sementara pada kuartal IV-2023 pertumbuhan RI mampu mencapai 5,04%. Angka ini merupakan tertinggi keempat dibandingkan negara-negara G20 lainnya.

Sementara defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya sebesar 1,65% di 2023 terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit ini jauh lebih kecil dari yang diasumsikan sebelumnya. Bahkan, lebih kecil dibandingkan masa pandemi pada 2020 yang sempat di atas 6%.

Lebih lanjut jika dibandingkan negara-negara G20 lainnya, defisit Indonesia berada diperingkat kelima atau hanya di bawah Saudi Arabia, Singapura, Kanada, dan Australia.

Namun yang perlu menjadi catatan yakni bahwa data budget defisit India dan Jepang berbeda dengan negara-negara lainnya karena pencatatan tahun finansial tidak dalam satu tahun penuh (Januari-Desember) melainkan April hingga https://selerapedas.com/Maret.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*