Foto: Laut Merah. (via REUTERS/HOUTHI MILITARY MEDIA)
Jakarta, CNBC Indonesia – “Kiamat” bagi kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah nampaknya makin menjadi. Senin, Houthi mengklaim serangan “bencana” ke sebuah kapal di wilayah itu, yang menimbulkan kerusakan berat hingga semua awak harus diungsikan.
Mengutip CNBC International Selasa (20/2/2024), kapal diserang di lepas pantai Yaman, tepatnya selat Bab el-Mandep. Kapal disebut hampir tenggelam meski semua awak selamat.
“Kapal tersebut mengalami kerusakan parah dan terhenti total,” kata Juru Bicara Houthi, Sare’e.
“Akibat kerusakan parah yang dialami kapal, kini kapal tersebut berisiko tenggelam di Teluk Aden. Selama operasi, kami memastikan awak kapal keluar dengan selamat,” tegasnya lagi.
Menurut data data VesselFinder dan MarineTraffic kapal itu berlayar di bawah bendera Belize. Rubymar menurut data MarineTraffic berlayar dari Ras al-Khair di Arab Saudi ke Varna, Bulgaria.
Sementara itu, Pakar risiko maritim global Ambrey Analytics mengatakan kepada bahwa kapal tersebut masih mengapung sekitar pukul 8.00 pagi waktu London. Namun benar, bahwa kapal telah menyimpang dan melambat dari jalur.
“Kapal yang bermuatan sebagian itu melambat sebentar dari sepuluh menjadi enam knot dan menyimpang jalur, dan menghubungi Angkatan Laut Djibouti, sebelum kembali ke jalur dan kecepatan sebelumnya,” kata Ambrey Analytics dalam catatan pribadi kepada kliennya menjelaskan ada laporan cepat menyebut serangantiga rudal terlihat dalam perjalanan menuju Bab el-Mandeb.
Houthi melakukan serangan ke kapal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk protes serangan Israel ke PGaza, Palestina. Kapal-kapal asing diserang, terutama yang terkait Isarel serta sekutunya Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Meningkatnya serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi, telah melumpuhkan lalu lintas laut melalui Laut Merah, yang menyumbang sekitar 12% dari transit maritim global. Beberapa perusahaan pelayaran termasuk raksasa Denmark Maersk, dan perusahaan minyak telah menghentikan pelayaran melalui Laut Merah atau mengubah rute kapal untuk mengambil rute yang lebih panjang dan mahal di sekitar Tanjung Harapan.
Perdagangan minyak mentah dan produk minyak sangat rentan, mengingat banyaknya produsen utama yang berlokasi di Timur Tengah. Kemarin kontrak Brent dengan pengiriman bulan April diperdagangkan pada US$83,15 per barel sementara WTI bulan depan bulan depan berada di US $79,05.
Permusuhan tersebut juga telah mendorong terjadinya baku tembak antara Houthi dengan pasukan AS dan Inggris. Sare’e mengatakan bahwa Houthi juga menembak jatuh pesawat tak berawak (drone) AS di Hodeidah, Minggu.
Dalam insiden terpisah, Ambrey Analytics mengirimkan peringatan yang menginformasikan bahwa mereka pada hari Senin mengetahui adanya kapal curah milik AS yang tidak disebutkan namanya dan berbendera Yunani yang meminta bantuan militer di tengah “serangan rudal,” di sebelah timur kota pelabuhan Aden, Yaman. Namun sayang laporan ini belum bisa https://selerapedas.com/dikonfirmasi.